Assassin’s Creed tampil sebagai
salah satu franchise game action yang berhasil menetapkan standar baru di
industri game. Setting historis yang dibangun dengan baik, plot masa depan dan
masa lalu yang bergerak dalam alur yang rapi, serta kombinasi gerak parkour
yang mumpuni tumbuh menjadi identitas yang tidak bisa dipisahkan dari franchise
andalan Ubisoft yang satu ini. Terlepas dari perombakan cerita yang disuntikkan
di setiap seri yang dirilis selama beberapa tahun terakhir ini, Ubisoft juga
berusaha menyuntikkan segudang inovasi di sisi gameplay untuk mencegah kesan
repetitif yang memang terhitung rentan. Semua usaha inovatif tersebut akhirnya
tiba di puncak penerapannya, di seri yang juga direncanakan akan dirilis di
konsol next-gen: Assassin’s Creed IV: Black Flag.
Kamis, 08 Januari 2015
Review Assassin's Crred : Black Flag
Memang ada segudang alasan untuk
menantikan kehadiran seri yang satu ini. Selain tema bajak laut yang terhitung
unik, fakta bahwa ini akan menjadi seri pertama yang “berdiri sendiri” setelah
akhir kisah Desmond Miles di seri ketiga memang membuka potensi arah cerita
baru untuk dieksploitasi oleh Ubisoft sendiri. Anda yang sempat membaca preview
kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran akan apa yang
sebenarnya ditawarkan oleh AC IV: Black Flag ini. Pertempuran laut yang epik, dengan
cita rasa Assassin yang tetap kental dan dunia yang jauh lebih masif menjadi
bumbu manis di atas permukaan.
Plot Black Flag ini berbeda dengan Altair, Ezio, atau
Connor yang menjalani hidup sebagai seorang Assassin karena ideologi, Edward
memulainya dari emas dan keserakahan.
Templar dan Assassin, dua kubu
dengan ideologi yang berseberangan ini memang masih menjadi roda penggerak
cerita untuk setiap perjalanan baru yang ditawarkan oleh seri teranyar
Assassin’s Creed. Assassin diposisikan sebagai kekuatan penyeimbang dan pedang
kebenaran yang siap menundukkan obsesi Templar untuk menciptakan keteraturan
yang absolut, dimana kebebasan tidak menjadi bagian penting sama sekali. Misi
suci inilah yang disandang oleh setiap invidu yang menyerahkan hidupnya sebagai
seorang Assassin. Namun tidak dengan Edward Kenway.
Menyamar menjadi seorang assassin
untuk sekedar mengklaim hadiah uang, Edward masuk dalam pusaran konflik rahasia
yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.
Informasi dari para Templar membuka
tabir misteri tentang sosok yang disebut Sage dan sebuah teknologi bernama
Observatory. Diyakini akan mampu membuatnya berkuasa dan menjadi kaya raya,
Edward terobsesi mendapatkan benda ini.
Perburuan terhadap sosok Sage
sendiri pun dimulai.Identitas palsu yang terbongkar
tidak lantas membuat Kenway menyerah. Informasi yang ia dapatkan dari para
Templar ini justru membuatnya kian berambisi untuk menemukan Sage dan
Observatory, tidak untuk idealisme menyelamatkan dunia, tetapi potensinya
sebagai sumber emas yang luar biasa. Naluri dan keserakahan inilah yang
membentuk identitasnya sebagai seorang bajak laut dan mendorong perjalanan
Kenway menyusuri lautan. Dalam perjalanan “suci” ini, Kenway juga berusaha
membangun sebuah kota impian – Nassau, sebuah kota bajak laut dimana kebebasan
menjadi pesona utama, sebuah kota dimana pemerintah kolonial sekelas Inggris
dan Spanyol tidak memiliki pengaruh apapun, dan para bajak laut ternama sekelas
Blackbeard dan Charles Vane mulai menciptakan identitas mereka masing-masing.
Sayangnya, perjalanan ini sendiri dipenuhi dengan begitu banyak rintangan.
Walaupun tidak berhubungan dengan
ideologi para Assassin, namun para Assassin sendiri tertarik dengan sosok bajak
laut yang berani mengenakan pakaian besar mereka ini.
Konflik dengan para Templar,
Assassin, Pemerintah kolonial, dan rekan sesama bajak laut menemani perjalanan
Kenway ini.
Mampukah Kenway menemukan apa yang
selama ini ia cari? Takdir apa yang menanti sepak terjangnya? Semua pertanyaan
ini tentu saja bisa Anda jawab dengan memainkan game yang satu ini.
Tidak hanya para Templar dan militer
kolonial yang melihatnnya sebagai ancaman, pakaian kebesaran yang ia kenakan
tentu saja memancing rasa penasaran para kelompok Assassin di laut Karibia yang
mempertanyakan posisi Kenway dalam konflik antara Assassin dan Templar. Namun
bagi Kenway, tidak ada yang lebih penting daripada mencari Sage, menemukan
Observatory, dan menguasai teknologi yang akan menguntungkan dirinya ini.
Lantas mampukah Kenway menemukan
Sage dan mendapatkan teknologi di balik Observatory ini? Bagaimana posisinya di
dalam konflik antara Templar dan Assassin? Mampukah ia membangun Nassau seperti
yang selama ini ia impikan? Apakah ia tetap akan menjadi seorang Assassin
“gadungan”? Semua jawaban ini bisa Anda temukan dengan memainkan AC IV: Black
Flag ini.
0 komentar:
Posting Komentar